Catatan Jumat 14 | Ramadhan Sebagai Momen Perbaikan Sosial

Alfaqir Muchammad Yusuf Ibrahim, Lc., M.Pd
Khadim Insan Utama Islamic Boarding School (IU-IBS) Yogyakarta

Bagi kita yang masih menilai ibadah puasa hanyalah ritual tahunan yang dilestarikan, ada baiknya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran. Bahwa ibadah di dalam Ramadhan memiliki ukuran dan timbangan yang teramat istimewa, serius dan tidak sembarangan.

Setidaknya, puasa memiliki makna horizontal dan vertical yang sama pentingnya bagi orang beriman. Horizontal karena menyangkut masyrakat dan kehidupannya. Seperti nasihat Syeikh Salman Al ‘Audah hafidzahullah:

إذن فشعور الصائم بأن الناس من حوله يشاركونه عبادته، يخفف عليه أمر الصوم،

“Maka, perasaan orang yang berpuasa yang mengetahui bahwa sekitarnya yang juga turut berpuasa bersamanya, justru akan memudahkan dirinya untuk menjalankan puasa itu sendiri ((karena adanya dukungan dan kesamaan keadaan)”.

Sederhananya, bila perbuatan yang positif itu terkampanye dengan baik bahkan diikuti secara majemuk oleh masyarakat, maka berbuat baik adalah sesuatu yang mudah untuk dilakukan dan ditegakkan karena adanya rasa senasib sepenanggungan. Dampaknya, perbuatan positif menjadi bertebaran dan masif dimana hal ini akan mengundang rida Allah sebagaimana termaktub dalam QS Al A’’raf: 96.

Syeikh Salman Al ‘Audah hafidzahullah melanjutkan:

و من هنا كانت عناية الإسلام بإصلاح المجتمعات عناية كبيرة

“Begitulah kiranya bentuk perhatian besar Islam terhadap restorasi perbaikan masyarakat”
Bahwa keadaan masyarakat yang adil, sejahtera dan bermartabat tidak bisa diwujudkan dengan satu dua orang atau satu dua kelompok saja, melainkan tugas bersama yang perlu diinsafi dan diprioritaskan. Dengan begitu, nilai dan tradisi di bulan Ramadhan adalah modal emas yang dapat diteruskan di luar Ramadhan, dikampanyekan dan disebarkan.

Maka bagi kita yang menjalankan puasa, jangan lagi menganggap amaliyah Ramadhan hanya sebagai tradisi dan ceremonial belaka. Sedangkan Allah menjadikan Ramadhan sebagai momentum perbaikan kehidupan kita di masa mendatang.

Wallahu A’lam

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.