The Miracle of Al Qur’an for Life | Sebuah Kontemplasi

Ketika Allah mengutus para Nabi dan Rasul-Nya untuk menyebarkan ajaran Islam di penjuru tempat dimana mereka berpijak, Allah membekali mereka dengan hati yang lapang, tenaga yang kuat dan pikiran yang tajam. Beberapa di antara mereka ada juga yang dikarunia beberapa mu’kjizat dimana mukjizat itu menjadi bukti kebenaran pesan yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul. Mukjizat sendiri di dalam theology Islam memiliki arti sebagai fenomena yang menyelisihi kebiasaan dan akal sehat dimana fenomena tersebut menjadi bukti kebenaran sesuatu yang tidak bisa dibantah. Sebagaimana api yang tidak membakar jasad Ibrahim atau bagaimana Musa membelah laut merah untuk menyelamatkan Bani Israil dari kejaran Fir’aun.

Dari semua mukjizat yang ada, terdapat satu mukjizat yang berbeda dan sangat istimewa. Mukjizat itu adalah adanya kitab-kitab suci yang diamanatkan kepada Nabi-Rasul pilihan seperti kitab Taurat kepada Nabi Musa, kitab Zabur kepada Nabi Daud, Injil kepada Nabi Isa dan Al Quran kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihim wasallam. Mukjizat ini berjenis auditory bukan visual sebagaimana yang lain.

Ada beberapa alasan yang menjadikan mukjizat auditory lebih terjaga dan memberi kesan universal ketimbang mukjizat visual, di antaranya: mukjizat visual tidak terjadi secara berulang-ulang alias hanya terjadi sekali saja. Bila terjadi berulang-ulang, maka hal tersebut akan menjadi sesuatu yang biasa dan lumrah. Bila sudah divonis biasa, maka itu sudah tidak bisa dikatakan mukjizat. Alasan lainnya adalah setelah mujizat visual ini selesai atau hilang, maka orang yang tidak melihatnya secara langsung akan sulit menerima kebenarannya. Lalu orang yang turut menyaksikan mukjizat visual tersebut suatu saat akan lupa dan kesannya dapat berubah-ubah, tidak konsisten dan berkelanjutan. Hal ini tidak bermaksud mengatakan bahwa mukjizat visual memiliki kelemahan. Hanya saja tujuan dari hadirnya mukjizat tersebut bersifat instan dan on the spot. Berbeda dengan mukjizat auditory yang memiliki sifat mukjizat yang berkelanjutan dan dapat dinikmati secara terus menerus.

Al Quran, sebagai mukjizat auditory dan mendapatkan jaminan penjagaan langsung dari Allah ketimbang kitab-kitab lainnya, memiliki keistimewaan yang amat berharga. Sebagai hal yang bersifat auditory, tingkat akurasi mukjizatnya akan bisa dibuktikan secara bertahap dan terus menerus dimana akan sulit untuk dibantahkan atau dipertentangkan dengan fakta-fakta sains dan ilmu pengetahuan. Selain itu, kebenaran yang dibawanya akan kekal sepanjang usia manusia Hal ini berbeda dengan mukjizat visual yang berlahan-lahan akan terlupakan dan hilang. Selanjutnya mukjizat itu akan terdengar seperti mitos karena bertentangan dengan ilmu pengetahuan dan akal manusia.

Selain sifatnya yang khusus dan istimewa, Al Quran juga hadir dengan membawa banyak keunggulan dan manfaat bagi mereka yang membacanya, menela’ahnya, berkontemplasi dengannya bahkan bagi yang beramal dengan menjadikan Al Quran sebagai pedoman dalam hidupnya. Setidaknya, manfaat Al Quran akan kita temukan pada beberapa sisi.

Dari sisi holistic dan peribadatan, Al Quran menawarkan banyak sekali hitungan pahala kebaikan dimana setiap satu hurufnya diukur dengan 10 kebaikan. Artinya, mereka yang sedang berburu pahala dari Allah, banyak membaca Al Quran saja sudah menjadi opsi yang menggiurkan. Lebih-lebih lagi apabila disertai dengan tela’ah, perenungan dan menjadikan ajaran yang terkadung di dalamnya sebagai pedoman dalam kehidupan.

Dari sisi ketenangan hati, Al Quran akan menuntun pembacanya pada kesadaran bahwa setiap permasalahan yang sedang dihadapi, pada masanya akan selesai dan manusia tersebut pasti dapat melaluinya. Karena janji itu, maka manusia akan cenderung menjadi sabra dan tenang. Hal ini akan mendorong pada lahirnya kepercayaan diri yang tinggi. Optimismenya meningkat. Kerja dan usahanya untuk menyelesaikan itu semua menjadi semakin bersungguh-sungguh. Dengan begitu, kualitas hidupnya akan membaik bahkan lebih baik. Sebab mereka percaya, apabila Allah yang sudah menjanjikan, maka Dia tidak akan menipu apalagi berkhianat.

Dari sisi kesehatan dan kualitas hidup, Al Quran akan mengubah kehidupan manusia menjadi lebih positif dimana pikiran dan cara pandangnya terhadap kehidupan juga terdampak. Ada yang mengatakan bahwa banyak penyakit yang lahir dari pikiran seperti stress, tempramen, negative thinking dan lain sebagainya. Menariknya, banyak di antara kita yang akan mencari pelampiasan dengan makan banyak makanan, tidur dan bersantai-santai lebih sering, mengurung diri atau larut dalam gaya hidup yang tidak sehat. Dari sanalah kesehatan dan kualitas hidup menjadi terganggu dan Al Quran adalah obat paling mujarab bagi hati dan pikiran yang sakit.

Terdapat lebih banyak lagi kebaikan dan manfaat yang terkandung dalam Al Quran dimana halangan kita untuk lebih banyak menggapainya hanyalah keterbatasan kita sendiri. Entah karena adanya hawa nafsu yang kita jaga dan peliharan atau keangkuhan dan keosmbongan diri yang menyebabkan kita terhalang dari kebaikan dan manfaat Al Quran. Tidak ada cara lain untuk melahap semua manfaat Al Quran kecuali dengan menundukkan hati dan merendahkan diri dihadapan Allah, sembari berdoa agar Allah sudi mengizinkan kita untuk berdekat-dekat dengan Al Quran. Entah hanya sekadar membacanya, atau bahkan sampai mentela’ahnya, merenunginya dan menjadikannya sebagai pegangan dalam hidup.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.